Jenis jenis permainan
yang dapat merangsang potensi kecerdasan bayi / Anak
Saya hanya iseng saja memposting bacaan ini
karena melihat sekarang anak – anak yang lebih gemar bermain game sehingga
orang tua khawatir akan kecerdasan anaknya namun ada game yang justru
merangsang potensi kecerdasan anak menurut Dr. Howard.
1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart).
Kecerdasan yang melibatkan kemampuan berbahasa. Seorang anak
dengan kecerdasan linguistik menonjol umumnya senang mendengarkan cerita,
senang bercerita, senang bermain peran, dan permainan yang berhubungan dengan
kata-kata.
Stimulasi: Ajak anak main tebak-tebakan, misalnya tentang
ciri-ciri binatang. “Ada binatang, suaranya guk guk, warna bulunya putih. Kamu
sayang sekali padanya. Binatang apa itu, ya?”
Anak bisa menjadi penulis, wartawan, pengacara, penyiar radio,
pembawa acara atau ahli di bidang pemasaran.
Coba! Duduk berhadapan dengan anak, lalu berceritalah tentang apa yang
telah dilakukannya hari ini bergantian dengan Anda.
2. Kecerdasan Logika-Matematika (Number Smart).
Kecerdasan yang melibatkan kemampuan menganalisis masalah secara
logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika, dan
menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Anak-anak dengan kecerdasan
logika-matematika yang tinggi memperlihatkan minat besar pada kegiatan
eksplorasi, cerewet bertanya tentang berbagai fenomena, dan menuntut penjelasan
logis dari setiap pertanyaannya.
Stimulasi: Mulailah berhitung. Manfaatkan jari tangan, orang
yang sedang berbaris, atau apa saja. Arahkan perhatian anak pada angka dan pola
yang ada di sekitarnya. Gunakan manik-manik berwarna untuk membuat pola sederhana
yang dapat ditiru anak. Misalnya, susun biru-merah-kuning-hijau, lalu biarkan
anak melanjutkan dengan pola yang sama.
Anak bisa menjadi ilmuwan, dokter atau ekonom.
Coba! Buat semacam gerai toko dengan memanfaatkan barang-barang di
rumah, termasuk mainannya. Ajak anak bermain peran sebagai pedagang dan
pembeli.
3. Kecerdasan Visual-Spasial (Picture Smart).
Kecerdasan yang melibatkan kepekaan mengobservasi dan kemampuan
berpikir dalam gambar. Kecerdasan ini memungkinkan anak membayangkan
bentuk-bentuk geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah. Biasanya, anak
menyukai kegiatan bermain puzzle, menggambar, bermain balok, mencari jalan
paling tepat, serta menghabiskan waktu luang untuk melamun.
Stimulasi: Biarkan anak bereksplorasi saat ia menggambar.
Gunakan kapur, plastisin, cat air atau krayon dengan berbagai alat bantu
seperti sikat, gunting, tangan dan kaki, bahkan sayuran untuk menggambar atau
mencetak gambar. Ajak anak berdiskusi tentang hasil karyanya, termasuk tekstur,
warna dan ukurannya.
Anak bisa menjadi arsitek, seniman, ahli mesin, animator, desain
komputer grafis, atau fotografer.
Coba! Ajak anak memilih sebuah gambar, misalnya dari majalah lama,
Gunting secara acak, lalu minta dia menyusunnya sehingga menjadi gambar yang
utuh kembali.
4. Kecerdasan Musikal (Music Smart).
Kecerdasan yang melibatkan kemampuan berpikir atau mencerna
musik, menggunakan musik sebagai sarana berkomunikasi, menginterpretasikan
bentuk dan ide musikal, serta menciptakan pertunjukan dan komposisi yang
ekspresif. Anak yang memiliki kecerdasan ini sensitif terhadap suara, struktur
musik dan ritme. Ia kemungkinan bagus saat menyanyi atau memainkan instrumen
musik.
Stimulasi: Bangkitkan minat anak untuk mengenali dan merespon
aneka suara yang dia dengar sehari-hari, misalnya suara bel pintu atau suara
telepon. Anda juga bisa memperdengarkan suatu irama tepuk tangan, lalu lihat
apakah anak dapat mengulang irama tepukan Anda tadi? Atau, dia berminat membuat
irama tepuk tangan untuk Anda tiru.
Anak bisa menjadi komposer, penata musik, musisi, atau guru
musik.
Coba! Buat alat musik sederhana dengan benda-benda yang ada di rumah.
Misalnya ember plastik dan sendok kayu sebagai drum dan alat pemukulnya. Kurang
menantang? Buat seperangkat alat musik dan mainkan bagai sebuah orkes simfoni.
Saat bayi mulai bisa berinteraksi dengan sekitarnya, maka dia sudah memiliki
keinginan untuk bermain. Karena hasrat bermain ini sebenarnya adalah salah satu
caranya untuk belajar mengenai diri dan sekitarnya.
Itu mengapa, permainan yang kita berikan pada anak haruslah yang
dapat memicu perkembangan otak hingga membentuk kecerdasan optimal. Dan
sebenarnya tak perlu permainan yang jelimet untuk merangsang kecerdasan anak.
Siapa bilang butuh biaya mahal untuk merangsang kecerdasan anak,
karena ternyata hanya perlu kreativitas serta waktu bermain yang menyenangkan
antar orang tua dan anak. Jadi, sudah siap mengeksplorasi kecerdasan anak
melalui permainan?
5. Kecerdasan Gerak Tubuh (Body Smart).
Disebut juga kecerdasan kinestetik, melibatkan kemampuan
mengontrol gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak.
Anak-anak dengan kecerdasan gerak tubuh di atas rata-rata, senang bergerak dan
menyentuh sesuatu dengan tangkas dan cepat. Keterampilan motorik halus dan
kasarnya baik. Bisa dibilang, anak mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Stimulasi: Sikap menghargai dan memanfaatkan tubuh yang baik,
terbentuk melalui pengalaman yang diperoleh sejak dini. Beri anak kesempatan
untuk mengembangkan kepercayaan terhadap kemampuan tubuhnya dengan mengajaknya
ke tempat-tempat yang aman untuk berksplorasi, baik dengan berjalan, berlari,
berayun, memanjat, melompat, merangkak, maupun berenang.
Anak bisa menjadi penari, atlet, koreografer, aktor/aktris, guru
olahraga, pelatih drama, mekanik, atau ahli bedah.
Coba! Perdengarkan musik favorit anak, lalu menarilah bersamanya
sambil bertepuk tangan, mengangkat atau menghentakkan kaki dan berputar.
6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart).
Kecerdasan yang melibatkan kemampuan memahami dan berkomunikasi
dengan orang lain, serta melihat perbedaan orang lain dari segi suasana hati,
temperamen dan motivasi. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol,
cenderung lebih baik dan mudah menjalin interaksi sosial, serta sangat sensitif
terhadap perasaan orang lain. Selain itu, dia juga berpeluang menjadi pemimpin
di kelompoknya.
Stimulasi: Bantu anak mengembangkan jenis kecerdasan ini,
misalnya dengan berbicara tentang perasaan Anda atau orang lain. Katakan
padanya, “Nenek sedang sedih, Nak. Jadi, jangan dulu mengajaknya bermain boneka
ya.”
Anak bisa menjadi pengajar, pekerja sosial, konselor, politisi,
atau mediator.
Coba! Bacakan buku cerita favorit anak. Tanyakan padanya apa yang
dirasakan oleh karakter dalam cerita dan mengapa si tokoh merasa demikian.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart).
Kecerdasan yang melibatkan kemampuan memahami diri sendiri,
mengetahui siapa dirinya, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri
terhadap suatu situasi, dan memahami situasi seperti apa yang sebaiknya
dihindari. Beberapa ciri anak dengan kecerdasan intrapersonal di atas rata-rata
adalah tahu apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial,
dan tahu siapa orang yang tepat untuk dimintai bantuan.
Stimulasi: Anak Anda butuh bantuan untuk memahami apa yang dia
rasakan. Coba kaitkan tingkah lakunya yang tampak oleh Anda dengan kejadian
yang mungkin menjadi pemicunya. Misalnya, “Kamu hentak-hentakkan kakimu karena
kamu marah, ya. Apakah ini karena Toni mengambil mobil-mobilanmu?”
Anak bisa menjadi wiraswasta atau filsuf.
Coba! Gambar sesuatu yang bisa mewakili apa yang Anda rasakan. Minta
pula si kecil melakukan hal yang sama. Bandingkan dan bahas gambar-gambar
tersebut.
8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart).
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan merasakan
bentuk-bentuk dan menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam. Anak-anak
dengan kecerdasan naturalis yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar
terhadap lingkungan alam sekitarnya, termasuk binatang. Mereka tidak takut atau
jijik untuk memegangnya, sejak usia dini.
Stimulasi: Perlihatkan pada anak proses tumbuh kembang makhluk
hidup, misalnya kacang hijau menjadi tauge, atau ulat menjadi kupu-kupu. Lebih
baik lagi bila Anda bisa memberinya suatu lahan atau pot agar si kecil bisa
menanam dan memelihara sendiri satu tanaman dari benihnya, serta tahu apa yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Anak bisa menjadi ilmuwan atau ahli konservasi alam.
Coba! Ajak balita
berjalan-jalan di taman kota, kebun raya, pantai atau tempat lain yang memiliki
aneka ragam makhluk hidup. Beritahu nama-namanya dan ajak anak mengenalinya
lebih jauh